Saturday, October 16, 2010

Suara Palestina : "Kalian Lebih Menghargai Tikus !!"

Seorang wartawan Timur Tengah bernama Taufik Rahzen menuturkan : Jalur Gaza laksana kota yang kehilangan penghuni. Lusuh dan berkabung. Bersama serombongan karyawan yang dikawal ketat tentara Israel IDF, saya memasuki kampung perkemahan pengungsi- al Burij dan Gaza City-akar gerakan Intifadah.

Saat memasuki perkemahan al-Burij, kami seperti memasuki kewaspadaan dan penantian mutlak. Mobil kami berjalan beriringan di tengah mendung dan gerimis, berhenti di pusat kota di samping jalan. Saya melihat kilatan mata mengintip dari jendela yang dibuka tipis.
Tiba-tiba, satu, dua dan tiga batu melayang ke arah kami. Takashi Matsukawa dari Tokyo Shimbun, yang berdiri disamping saya tersungkur terkena bahunya, kemudian berlari ke dalam mobil. Hampir dua puluh tentara IDF umurnya masih muda remaja, berlari mencari arah batu. Semua wartawan berlari mengikuti. Mencoba merekam peristiwa. Tapi nihil, batu-batu itu seolah muncul dari semua arah.

Tiba-tiba pintu di depan saya terbuka perlahan, Inilah pertama kalinya saya melihat utuh lelaki Palestina di perkemahan itu. Penampilannya lebih tua dari umurnya. Wajahnya bak peta derita Palestina selama ini. Saya mencoba mengucap salam untuk menunjukkan identitas sebagai sesama muslim. Ia memandang saya ragu-ragu dan tak menjawab. Kemudian ia mulai berceloteh nyaring. Di balik punggungnya, ia menggendong seekor anak tikus yang masih hidup. Saya tidak mengerti apa yang dikatakannya.

Sementara itu, para wartawan dan tentara mulai berkumpul ke arah kami. Ia berteriak dan terus berceloteh. Tak peduli pertanyaan wartawan dan ancaman tentara. Saya mengira ia ingin mengatakan sesuatu perihal kesulitan bahan makanan, hingga harus mengunyah daging tikus. Namun karena ia mengucapkan berulang-ulang dengan gagah saya mulai ragu.
Supir kami mencoba menerjemahkan kata-kata lelaki itu. "Lihat tikus ini!! ia punya liang dan kebebasan kemanapun mau bergerak. Mereka punya rumah dan kesempatan. Sementara kami manusia yang hidup, telah kalian rampas kebebasannya. Kalian sekap kami dalam rumah tanpa dapat melihat matahari. Tanpa cahaya. Tikus saja dapat melihat cahaya. Kalian lebih menghargai tikus ketimbang kami. Allah Maha Besar!!", teriaknya. 

No comments:

Post a Comment